Duration 2:37

HADIAH UNTUK KEPALA DONALD TRUMP | | RP. 1,1 TRILIUN | | IRAN MEMANAS

321 watched
0
9
Published 9 Jan 2020

Terbunuhnya Jenderal Qasem Soleimani karena serangan Amerika Serikat (AS) membuat Iran meradang. Bahkan Iran berjanji akan membalas dendam pada AS. Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei bahkan mendeklarasikan hari berkabung nasional selama tiga hari. "Kriminal yang membunuh Soleimani akan mendapatkan pembalasan yang sangat kejam, Jumat (3/1/2020). Hal senada juga diutarakan dua pejabat Iran lain. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memperingatkan bahwa membunuh Soleimani adalah tindakan bodoh dan bakal menjadi boomerang bagi AS. "AS harus bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari langkah ini," katanya. Hal senada juga dikatakan Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami. Ia berujar balas dendam akan dilakukan atas pembunuhan Soleimani. "Kami akan membalas dendam ke semua yang terlibat dan bertanggung jawab ... Kematian Soleimani akan membuat Iran lebih tegas untuk menantang ekspansi Amerikan dan mempertahankan nilai-nilai kita." Sebelumnya, AS menyerang sebuah kawasan di dalam Bandara Internasional Baghdad, Irak, dengan pesawat tak berawak. Pentagon mengatakan serangan itu merupakan arahan Presiden AS Donald Trump. "Atas arahan Presiden, militer AS telah mengambil tindakan defensif yang menentukan untuk melindungi personil AS di luar negeri," kata Pentagon dalam keterangan resmi. Serangan itu menewaskan pimpinan militer Iran, Jenderal Qasem Soleimani. AS menganggap Soleimani sebagai otak dibalik penyerangan sejumlah diplomat dan warga AS di Irak "Soleimani dan pasukan Quds beranggung jawab atas kematian ratusan orang Amerika dan anggota layanan koalisi dan melukai ribuan lainnya," tulis Pentagon. Soleimani sendiri adalah pemimpin unit pasukan khusus Pengawal Revolusi Iran. Ia merupakan tokoh kunci politik Iran dan Timur Tengah. Sementara Irak, yang menjadi tempat pebunuhan Soleimani ikut meradang. Pasalnya AS menggunakan wilayah teritori Irak dalam seranganya ke Iran. Irak bahkan menyebut AS telah melakukan agresi terhadap negara dan rakyat negeri seribusatu malam itu. "Ini akan memicu perang yang menghancurkan Irak," ujar pejabat sementara Perdana Menteri Irak Adel Abdel Mahdi dilansir AFP. Dalam serangan ini, pejabat militer Irak juga tewas. Dalam keterangannya pemimpin kelompok paramiliter Irak Hashed Al-Shaabi mengatakan Wakil Pemimpin Hashed juga tewas. Hashed sendiri adalah jaringan unit bersenjata yang sebagian besar didominasi kelompok Syiah. Syiah merupakan salah satu aliran yang dianut Muslim, selain Sunni. /watch/EeF3WP917Rd13 #Donald_Trump #Viralll

Category

Show more

Comments - 0